Senin, 20 Juli 2009

JURUS-JURUS PENAKLUK REZEKI: DARI DOA YANG DIAJARKAN OLEH RASULULLAH SAW

Pada suatu waktu ada seorang pimpinan sebuah perusahaan nasional sedang berlibur di Bali dan sampailah ia di sebuah pantai. Di suatu sore itu, sang Direktur tadi, pada saat ia sedang berjalan-jalan menyusuri pantai menanti sunset, matanya terbentur pada sesosok pemuda berpakaian seadanya (maklum di pantai, yang lumrah kita jumpai bila kita sedang di Kuta, Bali), sedang bemalas-malasan di atas bale-bale di pinggir pantai itu.

Sang Direktur yang sudah terbiasa bekerja keras sejak muda merasa terusik dengan aktivitas pemuda tersebut. Pikirnya, kalau saja para pemuda bangsa ini kerjanya hanya tidur-tiduran dan bermalas-malasan seperti ini, bagaimana mungkin negara ini bisa maju? Ia pun segera menghampiri pemuda itu.”Mas sedang ngapain Anda?” ia bertanya.

Pemuda tersebut menoleh dan malah balik bertanya,”apa Bapak nggak melihat saya sedang tidur-tiduran?” Meski pun dengan menahan perasaan geram, sang Direktur berusaha menahan diri. Pikirnya anak muda ini belum mengerti hakikat hidup yang harus dijalani manusia. Sang Direktur yang telah mengecap setumpuk asam garam kehidupan pun merasa terpanggil untuk menyadarkannya. “Mas, apa kamu tidak bekerja.?

“Untuk apa.”tanya si pemuda

“Ya, supaya kamu bisa membeli barang-barang yang kamu butuhkan. Supaya kamu bisa punya tabungan, punya rumah. Supaya di saat tua nanti kamu bisa menikmati hidup dan tidur bermalas-malasan seperti sekarang ini.” Jelas sang Direktur dengan nada tinggi menahan geram namun tetap masih menahan diri.

“oh, iya? Lantas, apa Bapak nggak melihat apa yang sedang saya lakukan?”balas si anak muda.

Teman dan sahabat, anda mungkin sudah pernah mendengar atau membaca cerita menggelitik di atas. Saya juga tak tahu sumber asalnya dari mana. Namun cerita di atas saya kutip sebagai pengantar tulisan saya seterusnya. Tanya jawab sang Direktur dengan anak muda di atas menunjukkan bahwa makna hidup bagi setiap manusia tidak sama.

Seorang Direktur yang sarat pengalaman memandang bahwa hidup harus diisi dengan kerja keras agar bisa bersantai-santai ketika usia sudah senja. Ibarat pepatah, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Sementara, anak muda yang masih minim pengalaman merasa tidak perlu bekerja keras. “Buat apa kerja keras, selagi muda, nikmati saja hidup,” begitu kira-kira yang ada dikepalanya. Bahkan ada slogan yang tertera di kaus souvenir Joger,”Muda foya-foya, Tua kaya raya, Mati masuk Surga.”


Beberapa waktu lalu ada seorang teman yang meminta doa memohon pembuka rezeki. Menarik sekali bagi saya, karena ternyata masih banyak diantara kita yang memandang bahwa disamping kita harus bekerja keras, bekerja cerdas, tetap membutuhkan pertolongan Allah yang Maha Kuasa dalam setiap ikhtiarnya. Suatu pertanyaan yang harus diapresiasi.

Ada doa yang diajarkan leh Rasulullah SAW tentang pembuka jalan rezeki,
”Allahumma inni a’udzubika minal hammi wal hazani, wa a’udzubika minal ajzi wal kasali, wa a’udzubika minal jubni wal bukhli, wa a’udzubika min ghalabatid daini wa qahrir rijaal.”
Yang artinya,”Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegundahan hati dan kesedihan. Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, Aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan kikir. Dan aku berlindung kepada-Mu dari himpitan hutang dan tekanan orang lain.”

Doa ini memotivasi kita bahwa pembuka jalannya rezeki bisa dikategorikan ke dalam 4 jurus.

1. TERLINDUNG/TERBEBAS DARI KEGUNDAHAN DAN KESEDIHAN
Kegundahan dan Kesedihan timbul dari sifat peragu. Kegundahan atau kebimbangan timbul dari akibat tidak adanya pegangan hidup. Tiadanya pegangan hidup menjadikan hidup berjalan seperti air mengalir. Ada kalanya dia berbelok kekiri atau ke kanan karena ada hambatan dihadapannya. Ada kalanya ia berhenti karena terhalang jalan untuk keluar, sehingga ia tidak kemana-mana.

Kerja keras yang dijalaninya hanya akan mengakibatkan kelelahan fisik dan mental. Banyak orang yang berkata,”waktu dua puluh empat jam sehari seakan tidak cukup buat saya. Waduh, saya enggak ada waktu nih.” Pada lain kasus banyak orang kalut dan sedih berkepanjangan ketika usahanya diujung kebangkrutan. Panik dan sejenisnya.

Jenis orang yang seperti ini sudah dipermainkan oleh waktu. Bukan dia yang mengelola dan memanage waktu tetapi waktulah yang mempermainkannya.

Dia mengejar dunia, dan dunia yang dikejarnya semakin menjauh darinya.

Di dalam Hadits Qudsi Allah berfirman kepada dunia,”Layani mereka yang melayani Aku, Cintailah mereka yang mencintai-Ku, dan tinggalkan mereka yang menjauhi-Ku.” Makanya taklukkan waktu, kelola waktu, mana alokasi waktu untuk bekerja, mana alokasi waktu untuk ibadah.

Maka untuk bebas dari kegundahan dan kesedihan, carilah dan genggam kuat pegangan hidup. Peganglah yang memberi hidup, peganglah yang Maha Pemberi Rezeki.

2. TERLINDUNG/TERBEBAS DARI KELEMAHAN DAN KEMALASAN
Kelemahan dapat disebabkan karena tidak adanya atau minimnya ilmu, skill dan jaringan yang dimiliki. Secara kualitas seseorang tanpa ilmu dan skill dapat digolongkan sebagai orang yang lemah. Dan dari kelemahan itulah timbul sifat malas.

Di dalam Al-Qur’an surat Ar Rad [13] : 11, Allah SWT berfirman,”Sungguh, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubah nasibnya.”

Banyak yang mengaku sebagai orang Islam, tetapi perbuatan mereka tidak mencerminkan sebagai seorang Muslim. Ketika Rasulullah bersabda,”Tangan di atas lebih baik daripada tangan dibawah,” pada kenyataannya banyak saudara kita lebih memilih menjadi peminta-minta ketimbang bekerja membanting tulang.

Coba saja kita saksikan pemandangan di perempatan kota besar seperti Jakarta. Hampir di semua lampu merah, kita bisa menyaksikan tangan-tangan “di bawah” menengadah meminta sedekah, bahkan tak jarang yang meminta dengan paksa. Ada pula pengemis berjas dan berdasi yang meminta-minta sambil membawa proposal progarm A atau program B. Orang jenis ini adalah orang yang malas mencari rezeki dijalan Allah. Mereka membuat rencana kerja fiktif, membobol bank dan akhirnya kabur keluar negeri.

3. TERLINDUNG/TERBEBAS DARI SIFAT PENAKUT DAN KIKIR
Penakut adalah tingkatan yang advance dari peragu. Ragu memulai usaha karana takut rugi. Ragu melamar pekerjaan karena takut tidak diterima. Tetapi ragu dan takut juga melanda seorang yang sudah bekerja. Takut untuk bermimpi menjadi pegawai yang lebih tinggi posisinya. Pengusaha yang sudah berjalan usahanya ragu untuk mengembangkan karena takut tidak tertangani nantinya.

Ini membutuhkan transformasi mental. Transformasi mental bisa didapatkan karena memiliki keyakinan yang kuat. Keyakinan bahwa setiap ikhitiar kita akan selalu mendapat lindungan dari Yang Maha Kuasa, selama kita meniatkan ikhtiar yang kita jalani untuk ibadah. “Inna Sholati wanusuki wa mahyaaya wa mamaati Lillahi Robbil ‘Alamin.”

Sikap kikir hanya akan menjerumuskan seseorang ke lembah kenistaan. Harus diingat kekayaan yang dicari sampai setengah mati, siang jadi malam, malam jadi siang, tidak akan berarti apa-apa kalau dia meningal dunia. Yang dibawa hanya dua lembar kain yang enggak laku dijual selain buat membungkus mayat, kain kafan.

Untuk memperlancar datangnya rezeki maka banyak-banyaklah berbagi, berinfak, bersedekah. Ingat filosofi terowongan? Air akan terus mengalir apabila kedua mulut terowongan terbuka. Sebaliknya kalau satu mulut terowongan tertutup, maka air akan berhenti mangalir, perlahan menjadi bau, menjadi sarang penyakit.


4. TERLINDUNG/TERBEBAS DARI HIMPITAN HUTANG DAN TEKANAN ORANG LAIN
Salah satu jalan pintas dalam mengatasi kesulitan ekonomi, bagi sebagian banyak orang, adalah dengan berhutang. Bagaimana bayarnya? Bagaimana entar aja. Begitu jawabnya. Celakanya berhutang itu digunakan untuk keperluan konsumtif. Memang ada keperluan konsumtif yang rasanya baik dengan jalan berhutang, contoh, cicil rumah dengan KPR.

Hutang yang menjadi bencana adalah hutang bermajemuk dengan tingkat interes yang tinggi, seperti kartu kredit. Buat ngopi di Mall ngegesek, bahkan cuma buat beli kaos kaki ngegesek. Tagihan nggak kebayar didatangi debt collector. Stress. Tingkatan hutang yang terhitung top adalah hutang jangka pendek berbunga tinggi dari rentenir. Hutang nggak kebayar, rumah hilang.

Nah dari hutang yang demikian, seseorang tidak bisa bebas dan selalu under control orang lain. Susah untuk bergerak, susah untuk berproduksi, bawaannya was-was, deg degan, stres dan kemudian bunuh diri. Oleh karenanya saat ini banyak tumbuh lembaga pembiayaan mikro syariah seperti BMT (Baitul Maal wat Tamwil) amat sangat membantu kaum Muslimin yang butuh pemberdayaan.

Oleh karenanya doa yang diajarkan oleh Rasulullah sungguh doa yang memiliki tingkat inspirasi dan motivasi yang tinggi. Dengan bersandar kepada Allah apabila menghadapi kesulitan hidup, masalah ekonomi keluarga, perkuat ibadah shalat wajib dan tahajjud serta bertawakkal. Janji Allah,”Barangsiapa bertawakkal kepada Allah, Allah akan memberinya jalan keluar baginya (atas segala kesulitan dan permasalahan). Dan memberikannya rezeki tanpa diduga.” QS Ath-Thalaq:2-3).

Semoga bermanfaat, Hadanallahu wa iyyaku ajma’in.

Jakarta, 21 Juli 2009/CERAH HATI INSTITUTE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar