Minggu, 25 Januari 2009

PARA PENCARI TUHAN ; MEREKA YANG KELUAR DARI KEMELUT HIDUP

Sebagai manusia, hampir bisa dipastikan, kita tidak akan pernah lepas dari kesulitan hidup. Hanya kualitas, apakah lebih ringan atau berat, dan kuantitas kesulitan itu yang berbedalah yang dialami.

Dalam mengatasi kesulitan hidup itu membuat sebagian orang semakin dekat dengan Allah, dan membuat sebagian yang lain semakin jauh dari Allah.

Mari kita belajar dari kisah seperti yang dituturkan sahabat saya Sofyan tentang seorang kenalannya Firman, yang selama tiga tahun mencoba menyelesaikan masalahnya tidak selesai-selesai, tetapi ketika ia datang kepada Allah, maka dalam waktu semalam Allah menyelesaikan masalahnya. Ko’bisa semudah itu? Ya bisa saja, “Innamaa amruhu idza aroo da syaian an yaqu la lahuu kun fayakuun”,”Sesungguhnya apabila Tuhanmu menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya”Jadilah” maka jadilah sesuatu itu. “(QS Yasin:82).

Firman sudah 3 tahun menyelesaikan masalah tapi tidak selesai-selesai, dan ketika sudah mencapai klimaksnya ia memutuskan untuk bunuh diri. Sebagian orang bertanya, masalahnya apa sih sampai memutuskan untuk bunuh diri? Masalah Firman rupanya ada tiga, yaitu, satu, dia punya hutang kepada rentenir yang sudah tidak mampu dibayar, kedua, istrinya meminta untuk diceraikan dan ketiga, anaknya akan dikeluarkan dari sekolah karena tidak bayar uang sekolah.

Pada suatu hari Minggu sekitar jam 10 pagi, Firman didatangi oleh Rentenir beserta debt collectornya. Si rentenir bilang kepada Firman,”Man, kalau besok Senin jam 10 kamu tidak bisa melunasi sisa hutangmu yang 15 juta, pilihannya ada dua. Satu, kamu keluar dari rumah ini, atau yang kedua, saya yang mengeluarkan kamu.” Serasa bungkuk tubuh Firman, lemas rasanya, berkunag-kunang pandangannya.

Rupanya Firman punya masalah hutang yang bertumpuk-tumpuk hingga ia tidak bisa melunasi sisa hutangnya yang berbunga ganda. Firman bukan orang susah. Memang dulunya ia susah, tetapi karena kegigihan dan keuletannya Firman menjadi suskses dan kaya. Dulu, bisnisnya Firman adalah jual beli besi bekas dan rekondisi alat-alat berat. Tetapi ketika bisnisnya makin maju dan Firman tambah sibuk, Firman mulai lupa kepada Tuhan. Awalnya pada waktu Shalat tiba, di entar-entarin, menunggu waktu hingga hampir berganti waktu Shalat. Lama kelamaan, Shalatnya jadi bolong-bolong dan akhirnya tidak Shalat sama sekali. Itu Shalat yang wajib, apalagi yang sunnahnya, seperti yang ketika Firman masih belum sukses, yaitu Shalat Duha, Tahajud dan sebagainya.

Yang menjadi parah, Firman menjadi musyrik. Firman ketika jaya didatangi seorang temannya yang menawarkan untuk cari “perlindungan”. Katanya,”Man, kamu kan bisnisnya lagi bagus, kamu musti punya “jagaan”, ada nih “kyai” yang bisa ngasih jimat buat jaga-jaga dari orang yang tidak senang dengan kesuksesan kamu.” Sudah pasti itu kyai gadungan, lagipula mana ada kyai yang nawarin hal-hal seperti itu.

Masalah Firman yang kedua adalah istri. Sekitar jam 12 habis Zuhur di hari Minggu yang sama, istrinya datang untuk memberi ultimatum. Istrinya bilang,”Bang, kalau kamu besok Senin jam 12 kamu tidak datang ke Pengadilan Agama untuk menandatangani surat cerai, maka besok saudara-saudara saya akan menjemput paksa Abang untuk diseret ke pengadilan agama buat menandatangi surat cerai.” Mendengar ultimatum istrinya, badan Firman terasa makin bungkuk saja. Gelap pandangannya, bumi terasa mau runtuh baginya.

Istrinya minta cerai karena alasannya Firman sudah selingkuh. Waktu Firman sukses dan jaya, hobinya adalah berjudi dan mabuk. Ketika bisnisnya mulai surut dan makin banyak kegagalan hinggaambruk, maka yang tadinya hobi, judi dan mabuk menjadi pelarian. Ketika di suatu malam Firman mabuk, pulangnya bersama-sama perempuan lain yang sama-sama mabuk, dan terjadilah hal yang tercela. Empat bulan kemudian perempuan itu hamil. Dan istrinya Firman tahu akan hal itu.

Seorang wanita, seorang istri, kalau hanya masalah kesulitan ekonomi, kebanyakan sih masih tahan. Kalau di rumah sedang tidak ada uang belanja, istri mau tuh untuk berhutang dulu. Kalau lagi perlu modal, istri juga mau untuk mencari ke kiri dan ke kanan, bahkan ke orang tuanya untuk cari pinjaman modal. Begitu pula kalau ada tukang tagih hutang datang ke rumah mencari suaminya, mau juga istri berbohong untuk bilang kalau suaminya tidak di rumah. Tetapi kalau masalah hati, masalah perasaan, perempuan mana pun kontan bilang, nehi!!! Sudah tidak bisa lagi suami di bela-belain. Nah, istrinya Firman sudah dua tahun pisah ranjang dan pisah rumah. Rupanya hari Minggu siang itu merupakan klimaks dari tidak bisanya lagi tenggang rasa ditolerir oleh istrinya Firman.

Masalah ketiga adalah anak. Anak Firman ada dua, yang pertama yang sulung namanya Rizki, ikut dengan Firman. Sedang adiknya Aulia ikut dengan ibunya. Sekitar pukul empat, habis Ashar, juga di hari Minggu itu, Rizki datang kepada Firman, memberitakan bahwa mulai Senin besok ia tidak boleh lagi bersekolah, karena sudah menunggak bayaran sekolah selama tujuh bulan.

Sahabat dan teman-temanku, seorang ayah apabila melihat anaknya bermain dengan teman-temannya yang sedang jajan, anak kita tidak jajan karena kita sebagai ayah tidak bisa memberi uang jajan, hati ini rasanya remuk redam. Mau pecah tangis kita, tidak tega melihat anak kita seorang diri merenung karena tidak bisa ikut jajan. Apalagi harus dikeluarkan dari sekolah karena tidak mampu bayar uang sekolah. Bagi Firman berita dari anaknya tadi sudah menjadi suatu “kiamat” baginya. Maka, sehabis Isya, di Minggu malam itu sekitar pukul delapan, Firman memutuskan untuk bunuh diri. Say good bye pada dunia.

Tetapi,... Firman sepertinya masih rada benar otaknya. Dia teringat bahwa dia belum Shalat Isya. Pikirnya, shalat dulu deh, buat terakhir kalinya. Untuk mendirikan shalat kan harus berwudhu dulu. Rupanya tanpa disadari, Firman kelak melakukan langkah-langkah seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah apabila seseorang sedang mumet, sedang dirundung masalah. Yang pertama, berwudhu lah. Berwudhu kan membasuh muka, tetapi bagi Firman kenapa yang terasa sejuk dan nyaman kok hatinya?

Lalu kata Rasulullah, Shalatlah (shalat Hajat) dua rakaat. Tetapi dalam kisah ini konteksnya Firman shalat Isya. Prinsipnya sama saja. Sehabis salam, kiri kanan, Firman pandangannya tertumbuk pada Qur’an yang ada di sebelah sajadah.

“Baca Qur’an dulu deh, mumpung terakhir kalinya’”gumam Firman. Rupanya Allah sedang berkehendak berkomunikasi dengan Firman. Maka dengan tuntunanNya Firman membuka Qur’an pada Surat Ali Imran ayat 26-27. “Katakanlah (Muhammad) ‘Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engaku kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tanganMu lah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala Sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Dan Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan berikan rizki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan.”

Ayat ini menjelaskan bahwa segala peristiwa yang dialami oleh manusia terjadi hanyalah karena kehendak Allah. Allah berkehendak melakukan apa saja, dan manusia tidak berkuasa menentukan hitam putihnya kehidupan. Hal ini bagi orang beriman tentunya harus disadari seutuhnya bahwa hanya kepada Allah lah tempat untuk bersandar diri.

Membaca ayat ini Firman belum yakin bahwa Allah lah yang mengatur dan menentukan apa-apa yang terjadi dalam kehidupan ini. Terus tangannya terbimbing membuka halaman demi halaman Al-Qur’an hingga berhenti pada Surat Fatir ayat 2-3. “Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya, dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang dapat melepaskannya setelah itu. Dan Dia lah yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. Wahai manusia! Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapa kamu berpaling?”

Di ujung ayat 2 ada Asma ul Husna, Ya Aziz Ya Hakim, Yang Maha Perkasa Maha Bijaksana. “Kalau semua yang terjadi karena kehendak Allah, sudah lah saya tidak jadi bunuh diri.”Firman membatin. Firman pun memanjaatkan do’a“Ya Allah Engkau yang Maha Perkasa Maha Bijaksana, aku menghadap Mu. Tolong lah ya Allah hamba Mu agar besok rumah saya jangan disita, agar besok istri saya tidak jadi cerai dan anak saya tidak diberhentikan sekolah”

Firman terus membaca Qur’an, kali ini ayat tentang pasrah, surat At Talaq ayat 2-3,”...Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).” Membaca ayat ini Firman timbul kepasrahannya. Maka pada doa sebelumnya ia bermohon agar rumahnya tidak disita, istri tidak jadi bercerai, anak jangan sampai keluar sekolah, kali ini doanya jadi berubah. “Ya Robb, kalau rumah ini tidak lagi Engkau amanahkan kepada hamba, maka hamba pasrah. Besok juga akan saya kabulkan gugatan cerai istri saya dan anak saya pun dikeluarkan dari sekolah. Yang penting Engkau ampunkan dosa-dosa hamba kepadaMu selama ini.”

Kemudian Firman teringat bahwa yang disita kan rumahnya, isinya mah tidak. Maka ia berniat untuk menyedekahkan isi rumahnya kepada siapa saja yang membutuhkan, apa itu kursi, lemari, pakaian dan lainnya. Dan azan Subuh pun bergema bersahut-sahutan. Firman pun bergegas untuk shalat Subuh berjamaah di Masjid.
Sepulang dari Masjid Firman melihat ada sesosok orang yang sedang menunggu di depan rumahnya. Jantung yang ada di dada serasa merosot jatuh ke perut. Dikiranya rentenir yang terlalu kepagian datangnya. Eh,...ternyata teman lamanya. Jantungnya pun terasa naik lagi ke dada. “Saya kira siapa eh ngga’taunya kamu. Ada apa nih tumben kesini pagi-pagi.” Temannya menjawab,”Begini Man, saya mau ngajak kamu bisnis. Ada yang mau jual alat berat di Riau, tolongin saya untuk menaksir harga beli terus dipoles deh.” Firman awalnya malas untuk jawab. Tapi mulutnya menjawab sekenanya agar temannya itu tidak jadi mengajaknya. “Boleh aja. Tapi kalau kamu bisa menyiapkan uang 50 juta pagi ini, saya mau ikutan.” Subhanallah. Bukannya temannya menolak tapi mengiyakan.”Kalau 50 juta mah engga’ ada tapi kalau 25 juta, begitu Bank buka pagi ini kita ambil deh.”

Firman terasa melompat dari kursi tersedak pula air minumnya. Terbayang olehnya bahwa ia sedang butuh uang 15 juta pagi ini. Ini malah ada yang menyediakan 25 juta. Disini kekuasaan Allah terbukti oleh Firman (dan kita juga) bahwa bila kita datang kepada Allah, Allah akan datang kepada kita. Masalah pertama Firman selesai. Masalah kedua bagaimana? Ternyata malam harinya Allah menggerakkan anak kedua Firman yang tinggal bersama istrinya menangis sepanjang malam. Kata Ibu si istri, “mungkin dia kangen sama kakak dan bapaknya. Kerumah Bapaknya gih sana besok pagi.” Si istri dengan berat hati, tentu saja, menjawab,”boleh deh, tapi saya kesana bukan untuk berbaikan, tapi untuk anak ini.”

Sesampai di rumah Firman, istrinya melihat Firman menyambut dengan senyum lebar, yang belum pernah dilihatnya selama 3 tahun ini sambil berkata,”Mah, Alhamdulillah rumah kita tidak jadi disita. Saya dapat duit 25 juta dari temen untuk bantuin dia bsinis ke Riau. Tolong yang 15 juta kamu bayarin buat yang nagih jam 10 nanti. Sisanya 10 juta kita bagi dua. Yang 5 juta buat ongkos saya ke Riau, yang sisanya buat biaya di rumah sama bayar SPP nya Rizki.” Apa jawab istrinya? “Iya deh Bang.” Subhanallah. Allah telah menggerakkan hati istrinya Firman untuk luluh seketika. Artinya kan tidak jadi cerai. Masalah ketiga SPP nya Rizki mah ringan deh.

Lihat. Bila Allah menyelesaikan masalah tidak pakai satu persatu diuraikan. Tetapi sekaligus. Akal dan logika manusia tentu saja sulit untuk memahami hal ini. Karena ilmu manusia amat terbatas. Ilmu Allah tidak terbatas. Oleh karenanya bagi siapa saja yang mempunyai masalah hidup, pribadi, keluarga, bisnis dan lainnya, datanglah kepada Allah dengan mengikuti apa yang Rasulullah pesankan bila kita menghadapi suatu masalah hidup. Silakan mencoba dan bertawakkallah. Insya Allah, Allah akan mengeluarkan kita dari kita punya kesulitan hidup. Amin amin ya Rabbal ‘Alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar