Selasa, 06 Januari 2009

REUNI, INDAHNYA SILATURAHMI

“Hei,… dengan siapa ini ya? Dengan Rina? Sebentar,…Rina yang mana ya? Oh…iya…yang anu…anu…anu gitu ya. Apa kabarnya? Tinggal dimana kamu sekarang. Ngomong-ngomong anakmu sudah berapa?

Begitulah sepenggal obrolan istri saya di telepon hampir sepanjang hari Minggu di minggu yang lalu. Oh, rupanya dia sedang ngobrol dengan teman-temannya waktu SMA dulu yang sedang mengurusi rencana reuni SMA. Jadilah istri saya kena sibuknya baik dihubungi maupun ikut membantu menghubungi teman-temannya. Terlihat kegembiraan di wajahnya, sambil membujuk saya untuk pergi ke acara reuni di…….Cirebon.

Jadilah beberapa hari lalu saya menemani istri menghadiri acara reuni SMA angkatannya, di Cirebon, tentu saja sambil mengajak anak-anak, yang kebetulan sedang liburan semester. Memang hadir pada acara ini kesannya mendadak, baru sekitar 1 minggu sebelumnya diberitahu oleh teman-temannya. Tetapi karena reuni 25 tahun (reuni perak), maka dengan ringan dan bersemangat kami berangkat.

Kami menginap di hotel yang sama dengan berlangsungnya acara, biar tidak usah pindah-pindah parkir, yang kadang bikin repot, itu pun kalau tidak hujan, yang pas sore harinya kita sampai, sabtu, hujan besar plus angin juga. Praktis malam minggu kita habiskan di kamar saja. Untung saya, istri dan anak-anak sudah bawa persiapan bacaan, yang memang bagi saya hal yang jangan sampai terlupakan.

Disaat istri hadir di acara, saya dan anak-anak jalan-jalan keliling kota, dan kebetulan juga di depan hotel, tidak persis di depannya, tepatnya di depan kantor walikota, sedang ada acara festival kesenian dalam rangka peringatan HUT kota Cirebon yang ke…(lupa). Jadilah liburan akhir pekan dadakan terasa meriah (dan murah).

Menjelang Ashar, kita sudah berkumpul di kamar hotel. Istri cerita banyak hal tentang acara tadi siang. Dari temu kangen dengan teman-teman lamanya, memberikan bantuan untuk salah seorang gurunya yang harus cuci darah rutin, memberikan bantuan dana bergulir kepada sesama teman yang belum “berhasil”, hingga rencana membentuk wadah komunikasi alumni. Malamnya kami menyempatkan diri bersilaturahmi ke Sindanglaut, kota kecil di pinggiran Cirebon, menemui keluarga dan kerabat istri. Alhamdulillah, liburan singkat akhir pekan ini menjadi kesempatan untuk menebar dan merajut silaturahmi.

Dari liburan itu saya menangkap kesan bahwa pertama-tama manfaat dari reuni adalah sebuah refreshment atau penyegaran. Karena bagaimana pun juga, kenangan indah masa lalu, masa indah waktu kita masih kanak-kanak, usia sekolah atau kuliah, bisa menumbuhkan kembali kegembiraan bahkan juga inspirasi. Ada cerita dari seorang teman, dia akhirnya memiliki usaha beberapa mini market sebagai “oleh-oleh” dari acara reuni yang menginspirasikannya. Atau menemukan jodohnya setelah bertemu teman lama yang dulunya mungkin tidak “dilirik”.

Yang kemudian, selain memberikan bantuan atau sumbangan, ajang ini bisa menjadi sebuah gerakan. Ketika ada salah seorang teman kita yang masih belum “berhasil” maka bisa menggerakkan semacam dana bergulir untuk dia membangun usaha. Ajang reuni ini bisa dibuat wadah baik formal mau pun tidak (semacam paguyuban), yang masing-masing punya nilai plus minus, yang penting bagi saya adalah outputnya atau hasil kerjanya. Karena selain memberikan dana bergulir kepada sesama teman, bisa kemudian dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota masyarakat yang masih terseok-seok di landasan (belum lepas landas maksudnya), mereka yang tergolong dhuafa, yatim atau yatim piatu. Apalagi kalau mereka itu tetangga kita.

Memang dari reuni banyak hal bisa kita alami dan kita tindaklanjuti. Jadikan reuni sebagai sarana untuk memperkuat silaturahmi.

Mari kita ingat sabda Nabi SAW,”Barang siapa yang ingin murah rezeki dan dipanjangkan umurnya hendaklah bersilaturahmi.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar