Minggu, 17 Mei 2009

TOMBO ATI ; PENENTERAM JIWA

Album : Kado Muhammad
Munsyid : Emha Ainun Nadjib

Tombo ati iku ono limang perkoro

Kaping pisan moco Qur'an sakmaknane
Kaping pindo Sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat weteng iro engkang luwe
Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe

Salah sakwijine sopo biso ngelakoni
Insya Allah Gusti Pangeran ngijabahi


Artinya:
obat penentram jiwa ada lima

Yang pertama baca Qur'an dengan menyelami maknanya
Yang kedua Shalat malam lakukanlah
Yang ketiga Kepada orang sholeh dirimu senantiasa dekatkanlah
Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Yang kelima Zikir malam perpanjanglah

Salah satu saja engkau khusyu' melakukannya
Insya Allah nasibmu akan dirawat oleh Yang Maha Kuasa

Kajian terhadap dakwah Wali Songo semakin menarik hati saya. Banyak sekali sarana dan media dakwah yang telah digunakan oleh para wali untuk menyebarkan ajaran Islam. Para wali ternyata sangat piawai dalam mendesain dakwah yang hendak disampaikannya kepada khalayak ramai dengan menggunakan berbagai macam sarana dan media dakwah. Salah satu media dakwah yang cukup efektif mereka gunakan antara lain melalui pendekatan seni. Dakwah melalui kesenian ini telah dilakukan oleh para wali dalam menyiarkan agama Islam. Bahkan diyakini bahwa empat dari sembilan wali yang dikenal dengan Wali Songo, yakni Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Kudus, dan Sunan Muria, semuanya menggunakan kesenian dalam menyampaikan dakwahnya.
Salah satu wali yang berdakwah melalui pendekatan seni ini adalah Sunan Bonang. Sunan yang bernama asli Raden Makhdum Ibrahim ini adalah anak dari Sunan Ampel dan kakak kandung dari Sunan Drajad. Pendekatan seni yang beliau lakukan dalam berdakwah ialah dengan menggunakan sarana gamelan Jawa dalam menyampaikan syiar Islam. Beliau juga mengubah dan membuat kreasi baru gamelan Jawa dengan nuansa baru, termasuk dengan menambahkan instrumen “bonang”. Karya-karya beliau memiliki nuansa zikir yang mendorong kecintaan manusia pada Allah SWT. Salah satu karya monumental beliau adalah tembang “Tombo Ati”. Tembang ini sampai sekarang masih sering dinyanyikan orang, bahkan terakhir Emha Ainun Najib dan Opick juga mempopulerkan kembali tembang ini dalam album mereka. Tembang “Tombo Ati” ini berisi lima resep ampuh sebagai pelipur hati kita agar senantiasa dekat kepada-Nya.
Tembang ini berisi nasihat kepada kita, supaya hati kita selalu tenang dan selalu dekat kepada-Nya, ada lima resep yang harus kita laksanakan dalam mengarungi kehidupan ini. Jika kelima resep ini benar-benar kita laksanakan insya Allah hidup kita akan bahagia, karena hati kita telah merasa tentram dan damai. Lima resep ini juga sangat baik untuk dilaksanakan sekarang ini, terutama sebagai “obat penawar” dari berbagai luka yang sedang menimpa bumi pertiwi ini. Kelima resep itu adalah :
1. Baca Qur’an dan maknanya.
Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. ”Zaa likal kitaabu laa Raiba fii hi hudan lil muttaqiin.” ”(Al-Qur’an ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang betaqwa.”) (QS Al-Baqarah:2). Dengan sering membaca Al-Qur’an, apalagi disertai dengan memahami makna-makna yang terkandung di dalamnya, hal ini akan membuat kita semakin memahami tujuan dari kehidupan kita ini. Dengan menjadikan al-Qur’an sebagai “Way of Life”, maka setiap langkah kita dalam arena kehidupan ini akan selalu berada di bawah naungan dan bimbingan-Nya.
Di saat kita punya keinginan, punya cita-cita, punya harapan, kita jadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman dalam kehidupan. Dengan panduan dan petunjuk-Nya, insya Allah kita tidak akan tersesat dari jalan-Nya.
2. Shalat malam dirikanlah
Bangun (shalat) Malam dapat menebus kesalahan, mencerahkan hati dan pikiran, serta menghilangkan pelbagai penyakit jasmani dan ruhani. Dengan shalat malam orang yang berdosa akan diterima tobat dan istighfarnya. Rasulullah Saw bersabda,”Sungguh pada malam hari ada satu waktu. Jika seorang Muslim memohon kebaikan kepada Allah agar diperbagus urusan dunia dan akhiratnya bertpatan dengan waktu tersebut, niscaya Dia (Allah) akan memberinya, Waktu tersebut ada pada setiap malam.” Rasulullah Saw bersabda pula,”Tuhan kita turun ke langit dunia setiap malam ketika seperdua malam telah berlalu. Dia berfirman,’Adakah yang berdoa kepada-Ku sehingga Aku mengabulkannya? Adakah orang yang memohon kepada-Ku sehingga Aku memberinya? Adakah yang memohon ampunan kepada-Ku sehingga Aku mengampuninya?”
Oleh karena itu mari kita berupaya untuk bangun pada sebagian malam seperti seorang hamba yang fakir dan hina, yang menyelinap di kegelapan malam untuk mengetuk pintu kamar tuannya. Kita berdiri di depan pintu dengan menghinakan diri, menunjukkan hati yang hancur, merasa lemah, mengakui dosa, dan merasakan kebutuhan yang amat sangat akan pemberian maaf dan kerelaan dai tuannya, sambil benar-benar mengharapkan rahmat, keridhaan dan Surga-Nya.
Waktu yang paling baik untuk bermunajat adalah ketika kita berduaan (khalwat) dengan Tuhan kita, sementara orang lain sedang terlelap. Yaitu waktu ketika seluruh alam sedang hening, malam telah melabuhkan tirainya, dan bintang-gemintang mulai redup cahayanya. Kita hadirkan hati kita, mengingat Tuhan kita, menyatakan kelemahan kita, dan keagungan Tuhan. Kita mengakrabi-Nya, merasa tenteram mengingat-Nya. Kita bahagia dalam mengharap keutamaan dan rahmat-Nya, menangis karena takut kepada-Nya. Kita khusyuk dalam berdoa, bersungguh-sungguh dalam memohon ampunan dan mengadukan segala kebutuhan kita kepada Dia yang sanggup melakukan apa pun. Kita mohonkan kepada-Nya apa pun dalam urusan dunia dan akhirat kita. Kita persembahkan kepada-Nya segala iktiar upaya kita.
Pada tengah malam kita berdiri, ruku’, bersujud, berzikir, bertasbih, membaca Al-Qur’an, bertobat, beristighfar, bermunajat, berdoa, dan menangis karena takut kepada Allah. Semua ini adalah bekal kehidupan mulia nan abadi. Allah Swt,”Wa minal laili fatahajjad bihii naa fi latallaka ’asaa ay yab atsaka robbuka maqoomam mahmuda.” ,”Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan-Mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS Al-Isra:79)
Pada kesempatan Shalat Tahajud, kita canangkan starting point diri kita untuk berubah. Tidak banyak orang yang mampu bangun pada dua pertiga malam, tidak banyak. Hanya orang-orang yang bertekad kuat untuk berubah lah dan orang–orang terpilih saja yang mau dan mampu untuk bangun mendirikan shalat tahajud. Sikap ini kita transformasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Kita mesti berubah hari ke hari, day to day, berubah menuju arah yang lebih baik, yang pedagang menjadi pedagang sukses, yang menjadi karyawan berubah menjadi karyawan berprestasi, yang menjadi pengusaha skala kecil berubah menjadi pengusaha skala besar. Tetapi perubahan itu semua harus dilandasi dengan perubahan prestasi ibadah kita agar perubahan dalam kehidupan kita menjadi penuh barokah dan Allah Ridho. Ini baru perubahan yang luar biasa!!!
3. Berkumpul dengan orang soleh
Maksud dari berkumpul di sini, bukan sekedar kumpul-kumpul yang tidak ada manfaatnya. Tetapi berkumpul di sini adalah kita bisa bergaul , berteman, bahkan bisa memperoleh ilmu dari orang-orang yang soleh. Orang-orang yang soleh adalah orang-orang yang senantiasa menggunakan hidupnya untuk selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Termasuk di dalamnya adalah para ulama yang takut kepada Allah SWT. Dengan sering bergaul, berinteraksi, dan berdiskusi dengan mereka, maka selain menambah wawasan keislaman kita juga akan semakin membuat kita berusaha mengikuti jejak mereka untuk senantiasa bertaqarrub kepada-Nya.
Bagi pedagang, berkumpullah dengan pedagang yang soleh. Bagi Karyawan berkumpullah dengan karyawan yang soleh. Bagi pengusaha berkumpullah dengan pengusaha yang soleh.
Di saat bencana menimpa negeri ini, berkumpul dengan orang-orang soleh, dan memohon doa mereka supaya kita bisa bersabar menghadapi musibah ini adalah sebuah tndakan positif yang harus segera kita lakukan. Apalagi bagi kita yang sudah begitu banyak berlumuran dengan dosa, doa orang-orang yang soleh ini sangat kita butuhkan.

4. Perbanyaklah berpuasa
Puasa adalah sarana yang sangat baik bagi pengendalian diri kita. Dengan berpuasa kita akan mampu menahan gejolak nafsu yang senantiasa membujuk kita melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Syariat Islam menganjurkan kita untuk banyak melakukan puasa, karena dengan berpuasa kita bisa mengendalikan keinginan nafsu kita.
Keinginan untuk memperoleh sesuatu yang diluar jangkauan kita, akan bisa dikendalikan dengan berpuasa. Keinginan untuk menyeleweng, akan dikendalikan dengan latihan puasa.
Apalagi di saat musibah mendera negeri kita Indonesia ini, dibutuhkan banyak kesabaran dan kemampuan menahan hawa nafsu dari segenap penduduk bangsa ini. Dengan memperbanyak puasa, insya Allah berbagai musibah yang ada dapat disikapi dengan penuh kesabaran.
5. Dzikir malam perpanjanglah
Dzikir adalah upaya untuk selalu mengingat Allah SWT. Apalagi dzikir pada malam hari, di saat orang-orang terlelap dalam mimpi-mimpi yang indah, kita melakukan dzikir kepada-Nya, hal ini akan semakin mendekatkan batin dan hati kita kepada-Nya. Malam hari hari adalah waktu yang paling mustajab untuk memohonkan segala keinginan kita kepada Allah SWT. Dzikir yang kita ucapkan dengan ikhlas akan semakin membuat hati kita serasa sangat dekat kepada-Nya. Dengan hati dan batin yang tenang serta damai, insya Allah kita akan bisa menyikapi segala musibah yang ada dengan tawakal dan ikhlas.
Hadanallahu wa iyyakum ajma’in.
Danu Kuswara. / Cerah Hati INstitute / Jakarta 18 Mei 2009
Bahan Siaran Inspirasi Spiritual ”The Power of Peace” di Radio Bahana 101.8 FM tgl. 18 Mei 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar