Minggu, 29 Maret 2009

AIR MATA SITU GINTUNG, AIR MATA KITA

Tiba-tiba saja pada hari Jum’at tanggal 27 Maret lalu kita dikejutkan oleh suatu peristiwa yang memilukan hati yang terjadi tidak jauh dari tempat tinggal kita, di Ciputat, sebelah selatan Jakarta. Sebuah situ atau telaga yang selama ini menjadi tempat banyak orang untuk berwisata secara tidak terduga jebol tanggulnya. Akibatnya, air sebanyak sekitar dua juta kubik tumpah mengalir deras mengahntam apa saja yang dilaluinya.

Sewaktu melihat tayangan dari stasiun-stasiun TV, kondisi wilayah yang tersapu gelontoran air situ, mirip seperti peristiwa tsunami. Rumah-rumah yang hancur, pohon-pohon bertumbangan, kendaraan ada yang terbalik, hanyut, ada juga yang nyangkut di pohon atau pagar, dan yang paling memilukan adalah para korban saudara-saudara kita. Jumlah korban terdeteksi terus bertambah setiap jamnya, dan bahkan sejumlah besar lainnya belum ditemukan. Hingga hari ini tim SAR terus berupaya mencari korban hilang yang belum ditemukan.

Bagi saudara-saudara kita yang menjadi korban, kita mendoakan mereka semoga Allah memberi mereka ampunan, Rahman dan Rahim-Nya. Dan bagi saudara-saudara kita yang kehilangan suami, istri, bapak, ibu serta anak-anaknya, juga kerabatnya, semoga diberikan kesabaran, ketabahan dan kekuatan.

Pada peristiwa musibah ini, tidak pada tempatnya kita saling menyalahkan siapa yang bersalah dan siapa yang harus bertanggung jawab. Lebih baik dan terpuji, apa yang kita bisa perbuat untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang kemalangan ini. Apabila ada yang, maaf, secara sinikal (sinis) yang mengomentari kehadiran para caleg dan parpol yang membuka posko disana, saya sih berpikir tidak mengapa, toh membuka posko juga mengorganisir bantuan. Masalah niat, biarlah mereka saja yang tahu.

Yang sepatutnya kita lakukan pada saat-saat ini adalah apa yang bisa kita perbuat untuk membantu meringankan derita saudara-saudara kita itu? Bagi yang sedang lemah terbaring sakit, mari kita bantu dengan doa. Ada yang mampu secara tenaga, kita bantu dengan tenaga. Ada yang mampu secara finansial, kita bantu secara finansial. Yang punya kemampuan mengorganisir, bantu mengorganisasikan bantuan dengan mengerahkan semua daya lewat kantor kita, lewat Masjid kita, Majelis Taklim, Remaja Masjid, lewat PKK kita dan sebagainya.

Memang Allah telah menetapkan, bahwa Allah akan menguji kita dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Siapakah orang-orang yang sabar itu? Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, “inna lillahi wa inna ilahi raji’un.”(sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).(Al-Baqarah 155-156).

Sebagian dari saudara-saudara kita sepertinya sedang diuji kesabarannya. Dan semoga pula mereka lolos dari ujian tersebut. Kita bantu mereka dengan menguatkan mental dan batin mereka agar mereka kuat dalam menghadapi ujian berat ini.

Dan bagi kita yang lain, mungkin musibah ini bisa menjadi satu kesempatan untuk memperkuat solidaritas kita, ukhuwah kita. Kita bangun rasa kepedulian kepada saudara-saudara kita yang sedang kemalangan. Kita bangun silaturahmi kita. Mungkin saja, karena kesibukan kita sehari-hari, kita lupa menjalin silaturahmi, kita agak lupa bahwa masih banyak diantara saudara-saudara kita yang masih membutuhkan pertolongan, karena kondisi mereka yang serba kekurangan. Mari kita manfaatkan setiap waktu kita dan setiap kesempatan yang ada untuk memperbaiki diri, meningkatkan amal soleh, banyak-banyak berbuat untuk membantu saudara kita yang sedang membutuhkan pertolongan.

Mari kita hapus air mata saudara-saudara kita yang ada di Situ Gintung, kita hapus duka mereka.

Danu Kuswara
Pondok Kelapa 30 Maret 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar